Senin, 03 Desember 2018
PENULISAN SOAL HIGHER ORDER OF THINKING SKILL (HOTS)
A. PENGERTIAN HIGHER ORDER OF THINKING SKILL (HOTS)
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide. Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan berpikir level atas pada taksonomi Bloom yang terbaru hasil revisi oleh Anderson dan Krathwohl seperti pada gambar di bawah ini.
Latar belakang digalakkannya pengembangan butir soal HOTS ini adalah rendahnya kemampuan peserta didik Indonesia dalam survey yang dilaksanakan oleh benchmarking internasional seperti PISA dan TIMSS. Belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara berpikir kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah saling berkaitan satu sama lain. Keterampilan berpikir peserta didik dapat dilatihkan melalui kegiatan dimana peserta didik diberikan suatu masalah dalam hal ini masalah berbentuk soal yang bervariasi (Prayugo 2012).
B. SOAL HIGHER ORDER OF THINKING SKILL (HOTS)
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau ketrampilan berfikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berfikir kritis dan berfikir kreatif. Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal, baik untuk menguji aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menguji hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan biasanya diambil dari berbagai buku atau kumpulan soal-soal ujian. Soal dapat berupa uraian atau pilihan ganda.
Kenyataan di lapangan, soal-soal cenderung lebih banyak menguji aspek ingatan. Banyak buku yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik belajar aktif, sajian konsep sangat sistematis, tetapi sering diakhiri soal evaluasi yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Melatih peserta didik untuk terampil ini dapat dilakukan guru dengan cara melatihkan soal-soal yang sifatnya mengajak peserta didik berpikir dalam level analisis, evaluasi dan mengkreasi.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Di dalam pembelajaran dinyatakan bahwa kemampuan peserta didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, berarti peserta didik harus selalu diajak untuk belajar dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep tersebut.
C. PENGEMBANGAN SOAL HOTS
Pengembangan soal HOTS memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya maupun konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal HOTS baik yang berbentuk pilihan ganda atau uraian secara umum sama dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri yang membedakannya.
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis. Soal HOTS selayaknya meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan:
1. Transfer satu konsep ke konsep lainnya,
2. Memproses dan menerapkan informasi,
3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
5. Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.
Keterampilan-keterampilan di dalam HOTS di dalam taksonomi Bloom termasuk tiga level tertinggi yaitu analisis, evaluasi dan mengkreasi. Untuk peserta didik tingkat menengah tidak semua keterampilan dapat dilatihkan melalui pemecahan soal-soal tetapi kita dapat memilih yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik tersebut dan mendesain menjadi soal yang mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi.
D. CONTOH KATA KERJA UNTUK BERPIKIR TINGKAT TINGGI
1. Buatlah ...
Ayo membuat gambar kue ulang tahun yang indah seindah yang kalian inginkan.
2. Rancanglah ...
Rancanglah beberapa menu sehat untuk 3 hari.
3. Kembangkan ...
Kembangkan sebuah rencana kampanye anti penggunaan narkoba (narkotik dan obat-obatan terlarang) beserta jinggle anti narkoba.
4. Karang ...
Karanglah sebuah cerita persahabatan dengan latar belakang perselisihan antar suku.
5. Ciptakan ...
Ciptakanlah sebuah rancang bangun kendaraan untuk akhir abad 21.
6. Tulis ...
Dengan memakai sudut pandang Malin Kundang, tulislah sebuah surat yang menceritakan konflik antara si Malin dengan ibunya.
7. Ramal ... .(berdasarkan data / informasi / pengetahuan yang dimiliki)
Hutan di desa diubah menjadi ladang jagung. Apa saja yang mungkin terjadi karena perubahan itu (Peserta didik membuat dugaan / ramalan: Jika hujan turun deras terus menerus, maka bukit akan longsor karena ... .)
8. Tentukan ...
Tentukan alat ukur manakah yang lebih cocok untuk mengetahui berat sebutir buah jeruk. Berikan alasanmu.
9. Simpulkan...
Amatilah semua bagian sekolah ini. Simpulkan apakah para guru dan peserta didik di sekolah ini telah menjalankan ajaran “kebersihan adalah sebagian dari iman”. Berikan penjelasan untuk kesimpulan kalian.
10. Nilailah (menilai) ...
Menurut penilaianmu, apakah Malin Kundang satu-satunya yang bersalah dalam peristiwa tersebut? Mengapa?
11. Usul….
Jajanan apakah yang bisa kamu usulkan ke pengelola kantin supaya kantin menjual makanan yang lebih sehat?
Penulisan soal yang menuntut kemampuan penalaran
Dalam menulis soal, penulis soal umumnya memiliki kecenderungan untuk menulis soal-soal yang menuntut perilaku ingatankarena mudah dalam penulisan soalnya dan materi yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh secara langsung dari buku pelajaran. Soal-soal yang mengukur ingatan kurang memberi dorongan kepada peserta didik untuk belajar lebih giat dalam mempersiapkan dirinya menjadi anggota masyarakat yang kreatif di masa depan. Oleh karena itu, peserta didik perlu diberi soal-soal yang menuntut proses berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill atau HOTS).
Dalam menyusun soal yang mengukur proses berpikir tingkat tinggi disajikan berbagai informasi, biasanya dalam stimulus. Stimulus dapat berupa teks, gambar, grafik, tabel, dan lain sebagainya yang berisi informasi-informasi dari kehidupan nyata. Berdasarkan informasi-informasi tersebut, peserta didik diminta untuk:
• mentransfer informasi tersebut dari satu konteks ke konteks lainnya
• memproses dan menerapkan informasi
• melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda
• menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
• Secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi
Pada proses berpikir tingkat tinggi peserta didik menunjukkan pemahaman akan informasi dan bernalar, bukan sekedar mengingat kembali atau recall. Adakalanya perlu memberi informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut dan peserta didikmenunjukkan pemahaman terhadap ide dan informasi dan/atau memanipulasi atau menggunakan informasi. Pertanyaan yang sifatnya higher order thinking tidak selalu harus lebih sulit, misalnya menentukan arti dari kata yang sangat jarang digunakan belum termasuk HOT. Soal sulit bukan berarti higher order thinking, kecuali melibatkan nalar untuk mencari arti kata dari suatu konteks atau stimulus. Pada prinsipnya higher order thinking adalah cara berpikir logis atau proses penalaran.Penilaian yang fokus pada higher order thinking meliputi:
• Pertanyaan dan jawaban;
• Eksplorasi dan analisis;
• Bernalar ketika memperoleh informasi, bukan mengingatnya kembali;
• Memecahkan, menilai, mengkritik dan menerjemahkan.
• Proses kognitif yang termasuk higher order thinking, antara lain analisis,sintesis, dan evaluasi.
• Pada standar level kemampuan, higher order thinking terdapat pada level 3 (reasoning).
Untuk menulis soal yang menuntut penalaran, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu, uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu, dalam penulisan soal yang menuntut penalaran, dibutuhkan penguasaan materidan kreativitas dalam penulisan soal. Karena soal ditulis mengacu pada indikator yang terdapat dalam kisi-kisi, rumusan indikator juga sudah mengarah ke soal yang menuntut penalaran.
Standar Level Kemampuan
Tingkat kemampuan peserta didik secara individual maupun kelompok dapat dijabarkan dalam tigalevel kemampuan (Cognitif Domain). Level 1 menunjukkan tingkat kemampuan yang rendah yang meliputi pengetahuan dan pemahaman (knowing), level 2 menunjukkan tingkat kemampuan yang lebih tinggi yang meliputi penerapan (applying), dan level 3 menunjukkan tingkat kemampuan tinggi yang meliputi penalaran (reasoning). Pada level 3 ini termasuk tingkat kognitif analisis, sintesis, dan evaluasi. Gambaran kemampuan peserta didik yang dituntut pada setiap level kemampuan terdapat pada penjelasan berikut.
Level 3: Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan penalaran dan logika
(Reasoning).
Ø Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap materi pelajaran dan dapat menerapkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam situasi yang familiar, maupun dengan cara yang berbeda.
Ø Dapat menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi gagasan-gagasan dan informasi yang faktual.
Ø Dapat menjelaskan hubungan konseptual dan informasi yang faktual
Ø Dapat menginterpretasi dan menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks dalam pelajaran.
Ø Dapat mengekspresikan gagasan-gagasan nyata dan akurat dengan menggunakan terminologi yang benar.
Ø Dapat memecahkan masalah dengan berbagai cara dan melibatkan banyak variabel.
Ø Dapat mendemonstrasikan pemikiran-pemikiran yang original.
Level 2: Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan aplikatif (Applying)
Ø Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam konteks tertentu.
Ø Dapat menginterpretasi dan menganalisis informasi dan data.
Ø Dapat memecahkan masalah-masalah rutin dalam pelajaran.
Ø Dapat menginterpretasi grafik-grafik, tabel-tabel, dan materi visual lainnya.
Ø Dapat mengkomunikasikan dengan jelas dan terorganisir penggunaan terminologi.
Level 1: Peserta pada level ini memiliki kemampuan standar minimum dalam menguasai pelajaran (Knowing)
Ø Memperlihatkan ingatan dan pemahaman dasar terhadap materi pelajaran dan dapat membuat generalisasi yang sederhana.
Ø Memperlihatkan tingkatan dasar dalam pemecahan masalahdalam pembelajaran, paling tidak dengan satu cara.
Ø Memperlihatkan pemahaman dasar terhadap grafik-grafik, label-label, dan materi visual lainnya.
Ø Dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dasar dengan menggunakan terminologi yang sederhana.
DOWNLOAD FILE INI !
- KISI_KISI_PENULISAN_SOAL_HOTS_
- UNIT_IX_PRAKTIK_PENYUSUNAN_SOAL_HOTS_
- PPT_9.1__Penyusunan_Soal__HOTS
Pakdhe Prie (Pengawas TK/SD), bekerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur ------BLOGGER :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
terima kasih ilmunya pak pri
Posting Komentar